Sekitar empat bulan menuju penetapan Capres-Cawapes oleh KPU pada 25 November 2023 mendatang, dinamika koalisi masih sarat ketidakpastian. Kondisi ini disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari tidak adanya dominasi kekuatan elektoral di antara para kandidat Capres, hingga tidak jelasnya visi dan gagasan besar yang mampu mengikat agenda kepentingan masing-masing partai politik.

Mencermati perkembangan politik saat ini, preferensi politik masyarakat menuju 2024 terbagi dua, yaitu kelompok pro-keberlanjutan dan kelompok pro-perubahan. Masyarakat yang menginginkan Keberlanjutan (continuation) direpresentasikan oleh enam kekuatan partai politik besar, mulai dari PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, PAN, dan juga PPP. Sementara arus masyarakat yang menghendaki Perubahan (change) direpresentasikan oleh tiga kekuatan politik, yakni Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat.

Sementara itu, arus besar pro-keberlanjutan tampaknya masih belum mampu menghadirkan “Koalisi Besar” yang dulu sempat terwacanakan. Gerbong Pro-Keberlanjutan masih terbelah menjadi dua faksi kekuatan, yakni mereka yang mengusung Capres Ganjar Pranowo (PDIP dan PPP) dan yang mengusung Capres Prabowo Subiyanto (Gerindra dan PKB). Di antara dua gerbong itu, masih Partai Golkar dan PAN yang pergerakannya kini masih dinamis dan tidak terprediksi. Sikap politik mereka bergantung pada hasil keputusan politik pasca penentuan Cawapres dari kubu Ganjar maupun Prabowo. Sehingga, Golkar dan PAN masih bisa menjadi partikel bebas yang akan menentukan terbentuknya poros keempat ataukah akan bergabung dengan koalisi yang sudah ada.

Untuk itu, Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) mencoba memahami dinamika politik nasional dengan mendeteksi tren, pola dan peta kekuatan politik berbasis arus keberlanjutan versus perubahan yang saat ini terus mencari bentuk dan pengkutuban politik menuju Pemilu 2024 mendatang.

INDOSTRATEGIC menjalankan survei nasional dengan metode Multi-Stage Random Sampling yang melibatkan sampel 1400 responden di 38 provinsi yang meliputi 84 Dapil di seluruh Indonesia, dengan Margin of Error (MoE) 2,62 persen.

Survei ini dilakukan melalui face to face interview, dengan periode pengerjaan survei lapangan pada tanggal 9-20 Juni 2023.

 

RILIS SURNAS INDOSTRATEGIC JUNI 2023

PRESS RELEASE INDOSTRATEGIC 13 JULI 2023