“Itu mengindikasikan Demokrat, Nasdem dan PKS semakin dapat chemistry-nya. Tanda-tanda perjodohan koalisi semakin terasa. Bahkan kabarnya, tempat duduk AHY di acara Anies itu sebenarnya terpisah, tapi sengaja diminta Pak Surya Paloh untuk menemaninya bersama Sohibul Iman,” tutur Umam.
“Artinya, basis komunikasi politik ketiga partai itu sudah makin cair. Ada kenyamanan dan sikap saling percaya yang telah terbangun. Semua itu menjadi bekal bagi terciptanya koalisi politik yang solid,” Ahmad.
Seperti diketahui, PKS, NasDem, dan Demokrat sedang intens berkomunikasi untuk koalisi Pemilu 2024.
Koalisi PD-NasDem Diprediksi Bisa Kalahkan Dominasi PDIP
Pada kesempatan lain, Umam menyebut bahwa koalisi antara dua partai besar, yaitu Partai Demokrat (PD) dan Partai NasDem, berpotensi memutus dominasi PDIP, baik pada pemilu legislatif maupun Pilpres 2024 mendatang. Umam menilai, koalisi kedua partai ini berpotensi mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan Capres-Cawapres. Umam lanjut menyebut bahwa wacana duet Anies-AHY akan menjadi titik lebur antara PD dan NasDem, serta membuat banyak dinamika politik menjelang Pemilu 2024.
Dengan terbentuknya koalisi ini, PKS pun dinilai akan tertarik untuk bergabung. “PKS sendiri berpeluang besar bergabung ikut mengusung duet Anies-AHY ini,” kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).
Bahkan, lanjut Umam, jika duet Anies-AHY dideklarasikan lebih cepat, maka berpotensi mengubah peta Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurut Umam, belakangan ini KIB diterpa isu keretakan, di mana Golkar berusaha keras menegosiasikan posisi Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres). Sementara itu, kekuatan politik PAN mulai diisukan “telah digadaikan” kepada Erick Thohir. Di sisi lain, duet itu akan diterima oleh segmen pemilih loyal PPP yang berasal dari kalangan Islam moderat.
“Jika KIB semakin kesulitan menemukan titik lebur dalam komposisi Capres-Cawapres, kemungkinan besar PPP akan check out dan menempuh jalur berbeda, dengan ikut mendukung duet Anies-AHY,” jelasnya.
Kedua, Umam menyoroti peluang terbentuknya koalisi Demokrat-Nasdem-PKS-PPP jika mengusung Anies-AHY. Dengan komposisi ini, peluang bakal koalisi ini memenangkan Pilpres 2024 akan terbuka lebar.
“Duet Anies-AHY berpotensi bisa mengonsolidasikan hampir 30 persen kekuatan partai-partai nasionalis-religius, seperti Partai Nasdem (8 persen), Partai Demokrat (8 persen), PPP (4 persen) dan PKS (8 persen). Artinya, syarat 20 persen presidential threshold berpeluang mudah terlampaui,” tutur Umam.
Bahkan, lanjut Umam, koalisi itu tergolong cukup solid dan tidak mudah goyah. Alasannya, mengingat partai-partai seperti Nasdem, Demokrat, dan PKS, termasuk partai-partai politik yang elite pimpinannya bisa mengontrol penuh keputusan strategis partai.
Koalisi ini, kata Umam, bisa melakukan hal tersebut tanpa dihantui oleh manuver berbagai varian gerbong politik di dalam struktur internal kepartaian masing-masing.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menanggapi mundurnya Airlangga…
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai kontrol pemerintahan (checks and balances) akan…
Ahmad Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) menilai, pasca penetapan…
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan, Presiden Joko…
Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam merespons pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrat…
Pada IPO edisi Oktober 2023 ini, kami membahas mengenai polemik dan dinamika politik pasca putusan…